Memperkirakan Kebutuhan Daya
Listrik Rumah Tinggal
Seringkali
muncul pertanyaan: Bagaimana menghitung kebutuhan daya listrik pada rumah
tinggal? Biasanya akan muncul beberapa jawaban seperti ini :
§ Biasanya rumah tinggal tipe 30
dan 36 cukup menggunakan daya listrik 1300VA
§ Tergantung kebutuhan, jika yang
saat ini MCB di
kWh-meter tidak pernah turun berarti masih cukup, tidak perlu tambah daya. Dan lainnya.
Berbagai
jawaban diatas bisa diaplikasikan karena semuanya akan kembali pada kondisi
aktual dari kebutuhan listriknya.
Jadi,
bagaimana sebaiknya?
Pemahaman Dasar Mengenai MCB
MCB ini adalah pengaman
beban lebih pada rumah anda. Pengaman beban lebih ini dapat di fungsikan
sebagai pengganti fuse atau sikring di Rumah anda. MCB berfungsi sebagai
pemutus rangkaian listrik dari arus beban lebih dan hubung singkat.
Sedangkan ELCB adalah proteksi yang
melengkapi MCB sebagai terhadap
arus sisa atau arus bocor ke bumi. Karena keterbatasan MCB yang hanya
mengamankan beban lebih dan hubung singkat.
Untuk
lebih jelasnya masing-masing fungsi dasar ini dapat di baca di bawah ini:
Acuan Standar : PUIL 2011
Untuk perhitungan
kebutuhan daya listrik, ada baiknya kita melihat dalam PUIL (Persyaratan Umum
Instalasi Listrik) tahun 2011, sebagai acuan yang menjadi Standar Nasional
Indonesia.
Perhitungan kebutuhan daya
listrik dijelaskan dalam PUIL bagian 2.3 yaitu Cara Perhitungan Kebutuhan
Maksimum di Sirkit Utama dan Sirkit Cabang
Menurut PUIL, kebutuhan
maksimum di sirkit utama dan sirkit cabang harus ditentukan dengan salah satu
cara sebagai berikut :
Instansi
Pemeriksa dapat menetapkan cara yang harus dipakai. Selain itu diberlakukan tambahan
persyaratan sebagai berikut :
a. Bila nilai kebutuhan maksimum, yang diperoleh dari pengukuran,
melampaui nilai yang diperoleh dari perhitungan atau penaksiran, maka nilai
hasil pengukuran inilah yang diambil sebagai kebutuhan maksimum.
b. Bagi sirkit utama atau sirkit cabang yang menyuplai sirkit
akhir, yang diproteksi dengan pemutus daya arus lebih dengan setelan pada nilai
tertentu, kebutuhan maksimumnya tidak boleh diambil lebih besar dari jumlah
nilai setelan arus pemutus daya yang mengamankan sirkit akhir.
Kita
akan bahas ketiga cara tersebut, dengan catatan perhitungannya dibatasi hanya
untuk instalasi rumah tunggal.
Cara Perhitungan
Cara perhitungan kebutuhan
maksimum pada instalasi rumah tunggal dijelaskan pada bagian 2.3.2.2 dengan
menggunakan table 2.3-1 sebagai berikut :
tabel 2.3-1 kebutuhan maksimum instalasi rumah tunggal dan ganda
tabel 2.3-1 kebutuhan maksimum instalasi rumah tunggal dan ganda
(lanjutan)
Berbagai
jawaban diatas bisa diaplikasikan karena semuanya akan kembali pada kondisi
aktual dari kebutuhan listriknya. Tapi khusus untuk jawaban pertama mengenai
cara perhitungan total beban, perlu dicermati bahwa nilai total tersebut
bukanlah nilai yang langsung dipakai sebagai nilai total daya listrik yang
dibutuhkan. Bila merujuk pada perhitungan berdasarkan PUIL (lihat kolom 2),
maka beban listrik dapat di bagi dalam beberapa kategori. Misalnya peralatan
listrik yang ada:
1. Pencahayaan biasa:
§ Lampu 10 titik masing-masing 8
Watt (Lampu LED)
Lihat table bagian A (1 sampai 20 titik), maka beban lampu 10 titik dihitung sebesar 2A
Lihat table bagian A (1 sampai 20 titik), maka beban lampu 10 titik dihitung sebesar 2A
2. Kotak kontak yang tidak melebihi 10A:
§ Mesin air 250 Watt
§ TV 100 Watt (TV LED)
§ Kulkas 2 pintu 100 Watt
§ Rice Cooker untuk menghangatkan
80 Watt
§ Dispenser 100 Watt
§ Mesin cuci 250 Watt
§ Setrika listrik 300 Watt
Lihat table bagian B (1 sampai 20 titik), maka kotak kontak 7 titik dihitung sebesar 5A
Lihat table bagian B (1 sampai 20 titik), maka kotak kontak 7 titik dihitung sebesar 5A
3. Kotak kontak yang melebihi 10A:
§ AC 1PK sebanyak 1 unit,
perhitungannya sebagai berikut
1 PK = 746W, dimana 75% nya adalah 559,5W.
Sesuai dengan rumus daya, dimana :
P = daya (volt ampere)
V = voltase/tegangan (volt)
I = arus (ampere)
Pada perhitungan di bawah adalah menggunakan rumus daya 1 phasa :
P = V.I
I = 559,5W/220 = 2.54A 2,5A.
1 PK = 746W, dimana 75% nya adalah 559,5W.
Sesuai dengan rumus daya, dimana :
P = daya (volt ampere)
V = voltase/tegangan (volt)
I = arus (ampere)
Pada perhitungan di bawah adalah menggunakan rumus daya 1 phasa :
P = V.I
I = 559,5W/220 = 2.54A 2,5A.
Maka total kebutuhan
maksimumnya adalah:
= Beban listrik 1 + beban
listrik 2 + beban listrik 3
= 2 + 5 + 2,5
= 9,5A 10A
Berdasarkan
perhitungan diatas maka besar amper circuit breaker adalah 10A. Akan tetapi
perlu kita mencermati apakah semua peralatan tersebut dipakai bersamaan atau
bergantian. Umumnya sih bergantian. Karena itu daya 1300VA akan cukup-cukup
saja. Kuncinya adalah bagaimana mengatur waktu penggunaan peralatan listrik
tersebut.
Cara Penaksiran
Cara
penaksiran dapat dipertimbangkan terutama jika :
a. Perlengkapan pada instalasi bekerja pada kondisi beban yang naik
turun atau intermiten dan daur tugas tertentu dapat ditetapkan.
b. Instalasinya besar dan rumit, atau
c. Jika terdapat penghunian khusus.
Dalam
hal instalasi rumah tunggal yang relative sederhana, cara penaksiran ini bisa
tidak diperlukan.
Cara Pengukuran atau Pembatasan
Menurut
PUIL, cara pengukuran dilakukan dengan menentukan konsumsi listrik tertinggi
yang direkam atau yang dapat dipertahankan selama periode 15 menit oleh
indikator atau perekam maksimum. Pengukuran semacam ini dilaksanakan sesuai
dengan cara yang diizinkan.
Demikian
cara perhitungan kebutuhan maksimum daya listrik pada suatu instalasi rumah
tunggal menurut PUIL. Besarnya kebutuhan daya listrik ini akan menentukan
berapa rating MCB yang dibutuhkan dan
juga daya listrik PLN yang dibutuhkan
Menentukan Rating MCB
Sesuai
contoh perhitungan kebutuhan maksimum diatas, didapat angka 9,5A. Sedangkan di
pasaran, rating MCB yang dijual adalah
2A, 4A, 6A, 10A.
Dengan
demikian breaker (MCB) yang cocok untuk dipilih
dan dipasang dirumah adalah 10A. Apabila anda ingin memasang ELCB dapat menggunakan
10A dengan kemampuan arus bocor 30mA.
Kita
tidak membahas mengenai pembagian grup MCB-nya. Karena pembagian
grup ini relatif tergantung kebutuhan. Secara umum, 1 atau 3 grup sirkuit sudah
cukup.
Bagaimana
cara menentukan kapasitas daya listrik cadangan yang dibutuhan ketika listrik
PLN mati? Kami akan membahasnya pada artikel berikutnya.
Referensi :
CARA MENGHITUNG DAYA LISTRIK YANG DIPERLUKAN RUMAH
Setiap rumah yang sudah
dialiri listrik pasti dilengkapi dengan Meter Listrik dan MCB (Miniature
Circuit Breaker) yang dipasang oleh PLN. Fungsi Meter Listrik tentunya adalah
mengukur seberapa besar Arus Listrik yang digunakan agar dapat menghitung tagihan
listrik. Sedangkan MCB yang merupakan singkatan dari Miniature Circuit Breaker atau sering disebut dengan Breaker adalah alat
yang berfungsi untuk membatasi arus listrik yang digunakan dan juga sebagai
pengaman dalam Instalasi Listrik. Sebagai pengaman, MCB akan secara otomatis
akan memutuskan arus listrik jika terjadi hubungan singkat (Short Circuit) dan
juga memutuskan aliran listrik jika penggunaan daya listrik melebihi batas yang
telah ditentukan.
Pengertian
MCB (Miniature Circuit Breaker) dan Prinsip kerjanya
MCB
(Miniature Circuit Breaker) atau Miniatur Pemutus Sirkuit adalah sebuah
perangkat elektromekanikal yang berfungsi sebagai pelindung rangkaian listrik
dari arus yang berlebihan. Dengan kata lain, MCB dapat memutuskan arus
listrik secara otomatis ketika arus listrik yang melewati MCB tesebut melebihi
nilai yang ditentukan. Namun saat arus dalam kondisi normal, MCB dapat
berfungsi sebagai saklar yang bisa menghubungkan atau memutuskan arus listrik
secara manual.
MCB pada
dasarnya memiliki fungsi yang hampir sama dengan Sekering (FUSE) yaitu
memutuskan aliran arus listrik rangkaian ketika terjadi gangguan kelebihan
arus. Terjadinya kelebihan arus listrik ini dapat dikarenakan adanya hubung
singkat (Short Circuit) ataupun adanya beban lebih (Overload). Namun MCB dapat
di-ON-kan kembali ketika rangkaian listrik sudah normal, sedangkan
Fuse/Sekering yang terputus akibat gangguan kelebihan arus tersebut tidak dapat
digunakan lagi.
Prinsip kerja MCB (Miniature Circuit Breaker)
Pada kondisi Normal, MCB
berfungsi sebagai sakelar manual yang dapat menghubungkan (ON) dan memutuskan
(OFF) arus listrik. Pada saat terjadi Kelebihan Beban (Overload) ataupun Hubung
Singkat Rangkaian (Short Circuit), MCB akan beroperasi secara otomatis dengan
memutuskan arus listrik yang melewatinya. Secara visual, kita dapat melihat
perpindahan Knob atau tombol dari kondisi ON menjadi kondisi OFF. Pengoperasian
otomatis ini dilakukan dengan dua cara seperti yang terlihat pada gambar
dibawah ini yaitu dengan cara Magnetic Tripping (Pemutusan hubungan arus
listrik secara Magnetik) dan Thermal Tripping (Pemutusan hubungan arus listrik
secara Thermal/Suhu).
a. Thermal Tripping
(Pemutusan Hubungan arus listrik dengan Suhu Tinggi)
Pada saat kondisi
Overload (Kelebihan Beban), Arus yang mengalir melalui Bimetal menyebabkan suhu
Bimetal itu sendiri menjadi tinggi. Suhu panas tersebut mengakibatkan Bimetal
melengkung sehingga memutuskan kontak MCB (Trip).
b. Magnetic Tripping
(Pemutusan Hubungan arus listrik secara Magnetik)
Ketika terjadi Hubung
Singkat Rangkaian (Short Circuit) secara mendadak ataupun Kelebihan Beban yang
sangat tinggi (Heavy Overload), Magnetic Trippping atau pemutusan hubungan arus
listrik secara Magnetik akan diberlakukan. Pada saat terjadi hubungan singkat
ataupun kelebihan beban berat, Medan magnet pada Solenoid MCB akan menarik
Latch (palang) sehingga memutuskan kontak MCB (Trip).
Sebagian besar MCB
(Miniature Circuit Breaker) yang digunakan saat ini menggunakan dua mekanisme
pemutusan hubungan arus listrik ini (Thermal Tripping dan Magneting Tripping).
Jenis-jenis MCB (Miniature Circuit Breaker)
MCB atau Miniatur
Pemutus Sirkuit ini dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis utama berdasarkan
karakteristik pemutusan sirkuitnya. Tiga jenis utama tersebut adalah MCB Tipe
B, MCB Tipe C dan MCB Tipe D.
1. MCB Tipe B
MCB Tipe B adalah tipe
MCB yang akan trip jika arus beban lebih besar 3 sampai 5 kali dari arus
maksimum yang tertulis pada MCB (arus nominal MCB). MCB Tipe B ini umumnya
digunakan pada instalasi listrik di perumahan ataupun di industri ringan.
2. MCB Tipe C
MCB Tipe C adalah tipe
MCB yang akan trip jika arus beban lebih besar 5 sampai 10 kali dari arus
maksimum yang tertulis pada MCB (arus nominal MCB). MCB Tipe C ini biasanya
digunakan pada Industri yang memerlukan arus yang lebih tinggi seperti pada
lampu penerangan gedung dan motor-motor kecil.
3. MCB Tipe D
MCB Tipe C adalah tipe
MCB yang akan trip jika arus beban lebih besar dari 10 hingga 25 kali dari arus
maksimum yang tertulis pada MCB (arus nominal MCB). MCB Tipe C ini biasanya
digunakan pada peralatan listrik yang menghasilkan lonjakan arus tinggi seperti
Mesin Sinar X (X-Ray), Mesin Las, Motor-motor Besar dan Mesin-mesin produksi
lainnya.
Arus Nominal MCB yang
umum adalah 6A, 10A, 13A, 16A, 20A, 25A, 32A, 40A, 50A, 63A, 80A, 100A dan
125A.
PLN akan memasangkan
Kapasitas MCB sesuai dengan batas Daya Listrik yang diminta oleh
pelanggan. Kita dapat melihatnya melalui tulisan Ampere (Satuan Arus Listrik)
yang tertera di MCB tersebut. Contohnya 2A, 4A, 6A, 10A, 16A, 20A
dan lain sebagainya. Untuk meng-konversi Arus Listrik tersebut ke Daya
Listrik, kita perlu sedikit perhitungan berdasarkan Rumus dibawah ini :
Rumus Daya Listrik
Daya Listrik = Tegangan x Arus
Atau
Watt = Volt x Ampere
Jadi jika di MCB
tertulis 10A, berapakah batas Daya Listrik yang diizinkan ?
Pada Umumnya, Tegangan Listrik yang dihasilkan oleh PLN Indonesia adalah 220V
Pada Umumnya, Tegangan Listrik yang dihasilkan oleh PLN Indonesia adalah 220V
Watt = 220V x 10A
Watt = 2200 Watt atau 2200VA
Watt = 2200 Watt atau 2200VA
Pertanyaan selanjutnya adalah berapakah daya listrik yang
diperlukan oleh rumah kita?
Sebagai Contoh, anda
membangun rumah baru dan akan ingin melakukan pemasangan baru listrik PLN.
Berapakah Daya Listrik yang diperlukan ?
Pertama, tuliskan
peralatan listrik yang diperlukan dan daya listrik yang dikonsumsinya. Biasanya
pada peralatan listrik yang bersangkutan sudah tertera Konsumsi Daya Listrik
yang diperlukan. Terdapat 2 jenis penulisan pada Label peralatan listrik,
diantaranya adalah mencantumkan Watt atau Ampere.
Anda dapat menggunakan
rumus daya listrik diatas (Watt = Volt x Ampere) untuk menghitung konversi
Ampere ke Watt.
Contoh Peralatan Listrik
yang diperlukan :
2 unit AC (Air Conditioner) 1 PK = @820Watt x 2 Unit = 1.640 Watt
2 unit TV LED 32” = @55Watt x 2 Unit = 110 Watt
1 unit Kulkas = @128Watt = 128 Watt
1 unit Mesin Cuci = @300Watt = 300 Watt
1 unit Rice Cooker = @400Watt = 400 Watt
1 unit Kipas Angin = @60Watt = 60 Watt
12 biji Lampu Penerang = @18Watt x 12 biji = 216 Watt
Total = 2.854 Watt
2 unit AC (Air Conditioner) 1 PK = @820Watt x 2 Unit = 1.640 Watt
2 unit TV LED 32” = @55Watt x 2 Unit = 110 Watt
1 unit Kulkas = @128Watt = 128 Watt
1 unit Mesin Cuci = @300Watt = 300 Watt
1 unit Rice Cooker = @400Watt = 400 Watt
1 unit Kipas Angin = @60Watt = 60 Watt
12 biji Lampu Penerang = @18Watt x 12 biji = 216 Watt
Total = 2.854 Watt
Kemudian kita jumlahkan
semuanya, hasilnya adalah 2.854Watt.
Jadi Daya Listrik
Listrik yang diperlukan adalah sekitar 2.854Watt atau 2.854VA, Jika dikonversikan menjadi arus listrik adalah sebagai berikut
(Menggunakan Rumus Daya Listrik diatas) :
Arus = Watt / Volt
Arus = 2854 Watt / 220 Volt
Arus = 12,97 Ampere
Arus = 2854 Watt / 220 Volt
Arus = 12,97 Ampere
Umumnya PLN hanya
menyediakan beberapa pilihan standar Daya Listrik yaitu 220VA (1A), 450VA (2A),
900VA (4A), 1300VA (6A), 2200VA (10A), 3500VA (16A), 4400VA (20A), 5500VA (25A)
dan seterusnya. Jadi Pengajuan permintaan Daya Listrik yang dianjurkan ke PLN adalah 3500VA atau 16A.
Hal yang perlu
diperhatikan adalah makin tinggi Daya Listrik yang dipasangkan, makin tinggi pula
biaya beban yang dikenakan. Oleh karena itu, kita perlu memilih pemasangan daya
listrik yang sesuai dengan kebutuhan saja. Pemasangan Daya Listrik yang rendah
atau tidak cukup akan mengalami kekurangan arus listrik dan akibatnya adalah
sering loncatnya MCB (Breaker Listrik), hal ini dapat merusak peralatan listrik
rumah kita. Sedangkan pemasangan Daya listrik yang terlalu tinggi akan
mengakibatkan semakin tingginya tagihan listrik yang sebenarnya adalah
merupakan suatu pemborosan biaya.
No comments:
Post a Comment