Prinsip Kerja Transistor Sebagai Saklar ( Switch )
Saat mendengar kata " saklar" pasti tidak asing lagi di telinga kita semua. Seperti
yang kita ketahui saklar adalah suatu komponen yang memiliki dua keadaan yaitu
ON dan OFF. Pada kondisi off arus tidak bisa mengalir karena terputus aliran
arusnya. Sedangkan pada kondisi on tentunya tidak ada hambatan yang menghalangi
sehingga arus dapat mengalir dengan bebas. Saklar sendiri memiliki arti berupa
media penghubung dan pemutus aliran listrik. Dalam kehidupan sehari-hari
misalnya, Anda bisa menemukan saklar pada penggunaan lampu di rumah. Begitu
juga dengan kinerja atau prinsip kerja dari transistor, dari hal tersebut dapat dikatakan
bahwa transistor berfungsi sebagai saklar.
Berdasarkan
daerah operasinya,titik kerja transistor terbagi menjadi 2 diantaranya :
1. Cut-off
Region
Ini
adalah kondisi operasi dimana keadaan transistor arus input basis ( Ib), arus
output kolektor ( Ic ) adalah nol dan maksimum tegangan kolektor (Vce)
yang mana hasilnya adalah sebuah depletion layer yang besar dan menyebabkan
tidak ada arus yang mengalir melalui perangkat. Oleh karena itu transistor
dapat dikatakan sebagai saklar "OFF".
Dari
keadaan tersebut kita dapat mendefinisikan "Cut-off Region" atau
"mode saklar OFF" ketika menggunakan sebuah transistor bipolar
sebagai saklar, antara kedua hubungan ( junction ) direverse bias, Vb < 0,7V
dan Ic = 0. Untuk transistor PNP, potensial emitor harus negatif terhadap
basis.
Kalau
arus basis yang cukup telah diberikan, maka arus kolektor akan mengalir ke kaki
emitor transistor. Bagaimana bila arus basis terus diberikan dengan lebih besar
?. Inilah yang disebut dengan kondisi saturasi.
Jika arus pada basis transistor diberikan lebih besar dari yang diperlukan oleh
transistor untuk mencapai saturasi,
maka transistor berada dalam keadaan over saturation, tegangan kolektor - emitor
kecil (sekitar 0,2 - 0,3 Volt) dan itu berarti transistor berada dalam keadaan saklar tertutup.
Karakteristik
Cut-off ( Transistor dalam keadaan OFF )
:
Dari
perumpamaan transistor sebagai saklar diketahui bahwa komponen transistor
memiliki sifat atau karakteristik saklar. Ketika kaki basis transistor tidak
diberikan arus, tidak ada arus emitor, berarti transistor terbuka atau saklar terbuka
( Open) atau Off) biasa disebut
cut-off.
Cut - Off = Kondisi Terbuka ( Open )
Pada kondisi
terbuka ( Open ) transistor memiliki beberapa karakteristik atau cirri,
diantaranya :
- - Input dan basis di groundkan (0V)
- - Tegangan Basis - Emitor Vbe < 0,7V
- - Basis - Emitor Junction terangkai Reverse Bias
- - Basis - Kolektor Junction terangkai Reverse Bias
- - Transistor dalam keadaan " Terbuka atau OFF " ( dalam keadaan Cut-off Region )
- - Tidak ada arus yang mengalir pada kolektor ( Ic = 0 )
- - Transistor bekerja sebagai sebuah "saklar terbuka"
Definisikan
"Cut-off Region" atau mode "OFF" ketika menggunakan sebuah
bipolar transistor yang digunakan sebagai saklar, kedua hubungan junction dalam
keadaan Reverse Bias, Vb < 0,7V dan Ic = 0. Untuk transistor PNP, potensial
emitor harus lebih negatif terhadap Basis.
Dari
salah satu fungsi transistor yang dapat menghubungkan serta memutuskan arus
listrik, maka transistor bisa digunakan sebagai saklar. Saklar sendiri memiliki
arti berupa media penghubung dan pemutus aliran listrik. Dalam kehidupan
sehari-hari misalnya, Anda bisa menemukan saklar pada penggunaan lampu di
rumah. Bahkan saklar untuk menghidupkan pompa air juga bisa menggunakan
transistor. Penggunaan transistor sebagai saklar pada dasarnya seperti prinsip
pada kran air. Ketika kran dibuka, maka air akan keluar dan ketika kran
ditutup, maka air akan berhenti. Begitupun pada saklar.
Ketika saklar ini
ditekan, akan memutus jaringan listrik, sehingga lampu tidak menerima aliran
listrik sehingga lampu akan mati. Ketika saklar ditekan dan lampu menyala,
berarti lampu memiilki aliran listrik yang jalannya dibuka oleh saklar ini.
Sebenarnya, selain transistor, sebenarnya telah terdapat rangkaian khusus pada
saklar tanpa transistor. Tapi terdapat beberapa kelebihan jika menggunakan
transistor sebagai saklar, yaitu :
a. Tidak menimbulkan suara dan percikan api saat terjadi on - off
b. Bentuk fisik yang jauh lebih kecil
c. Lebih ekonomis.
Karena
arus kolektor pada transistor proporsional dan dibatasi oleh arus basis, maka
transistor dapat digunakan sebagai pengontrol arus seperti fungsi saklar. Dengan
melewatkan arus yang kecil pada basis, maka kita bisa mengontrol aliran arus
yang lebih besar yaitu arus yang melewati kolektor-emitor.
2. Daerah Saturasi ( Saturation
Region )
Disini
adalah kondisi dimana transistor yang akan dibiaskan dalam jumlah
maksimum yang mengalir pada Arus Bias (Ib) sehingga arus kolektor maksimum dan
mengakibatkan kolektor-emitor menjadi tegangan jatuh yang mengakibatkan
penipisan lapisan junction sekecil mungkin dan arus maksimum dapat melalui
transistor. Oleh karena itu transistor aktif dan dalam kondisi "Saklar
Tertutup ( Close )"
Karakteristik
Saturasi (Transistor dalam keadaan ON) :
- - Input dan Basis terhubung ke VCC
- - Tegangan Basis - Emitor VBE >0,7V
- - Hubungan Junction antara Basis - Emitor dalam keadaan Forward Bias (Bias Maju)
- - Hubungan Junction antara Basis - Kolektor dalam keadaan Forward Bias (Bias Maju)
- - Transistor dalam sepenuhnya dalam kondisi "ON"
- - Arus maksimal Kolektor ( IC = VCC / RL )
- - VCE = 0 ( Ideal Saturasi )
- - Vout = VCE = 0
- - Transistor bekerja sebagai sebuah "saklar tertutup"
Ketika
kita mendefinisikan "Saturasi Region atau Daerah Saturasi" atau mode
"ON" menggunakan sebuah transistor bipolar sebagai saklar, kedua
hubunga juction dalam keadaan forward bias atau panjar maju. dimana Vb >
0,7V dan Ic = Maksimum. Untuk transistor
PNP, potensial emitor harus lebih positif terhadap Basis.
Transistor
sebagai saklar biasanya digunakan sebagai aplikasi seperti antarmuka perangkat dengan arus yang besar atau
perangkat dengan tegangan yang tinggi seperti motor, relay, lampu atau IC
digital logika tegangan rendah atau gate seperti AND gate atau OR gate. Output
dari digital logic gate hanya +5V tetapi perangkat untuk mengkontrolnya mungkin
memerlukan suplay tegangan 12 Volt atau bahkan 24 Volt. Atau beban seperti
sebuah motor DC yang memerlukan kecepatan penggendalian menggunakan pulsa PWM (
Pulse Width Modulation ). Transistor sebagai saklar akan berjalan lebih cepat
daripada saklar mekanik konvensional.
Digital Logic Transistor Switch
Pada
salah satu contoh dasar transistor sebagai saklar menggunakan logic gate AND,
dimana Basis resistor, RB diperlukan untuk membatasi arus output dari logic
gate dan sebagai input masukan ON/OFF bagi transistor.
Kita
dapat juga menggnakan Transistor PNP sebagai saklar, perbedaannya kali ini
adalah beban yang dihubungkan dngan ground (0 Volt) dan transistor PNP
mengallihkan daya padanya. Untuk menjadikan transistor PNP bekerja sebagai
saklar pada posisi "ON", terminal Basis terhubung dengan ground atau
nol Volt (0 Volt).
Persamaan
untuk menghitung resistansi Basis, Arus kolektor dan tegangan tentunya sama
seperti transistor NPN sebagai saklar sebelumnya. Perbedaannya adalah kali ini
bahwa kita menggalihkan daya dengan sebuah transistor PNP (sumber arus)
bukannya menggalihkan ground dengan sebuah NPN Transistor (Membuang Arus).
sebenarnya masih banyak sekali perangkat aatau rangkaian yang menggunakan fungsi transistor sebagai saklar. beberapa rangkaian didesign sesuai kebutuhan untuk mendapatkan hasil yag lebih baik. selamat menjoba, terima kasih
keren min
ReplyDeletealat pemisah lcd